Site icon Posko Kesehatan dan Kecantikan Indonesia

Bell’s Palsy: Penyebab, Faktor, serta Pengobatannya

Bell’s Palsy: Penyebab, Faktor, serta Pengobatannya

Penyebab, pencegahan, serta pengobatan Bell’s Palsy. Bell’s Palsy merupakan kelemahan yang terjadi pada salah satu sisi otot wajah yang bersifat sementara. Sisi sebagian wajah yang terserang penyakit ini biasanya akan terlihat melorot. Umumnya, kondisi seperti ini akan terjadi pada Wanita hamil, pengidap di abetes, serta HIV.

Kondisi saraf ini seringkali di salah pahami sebagai cerebral palsy, atau pengertiannya sering tertukar. Padahal bell’s palsy dengan cerebral merupakan dua kondisi yang berbeda. Bell’s palsy merupakan kondisi saraf yang rusak pada bagian wajah akan berdampak pada indera perasa dan cara tubuh menghasilkan air mata dan ludah. Umumnya, Penyakit ini datang secara diam-diam dan membaik dalam hitungan minggu.

Sementara itu, cerebral palsy atau kelumpuhan fungsi otak adalah sekelompok gangguan yang memengaruhi gerakan dan koordinasi otot.
Kondisi tersebut terjadi akibat kerusakan pada otak yang belum matang dan berkembang. dan paling sering terjadi sebelum lahir.
Dalam banyak kasus, cerebral palsy juga memengaruhi penglihatan, pendengaran, dan sensasi.

Bell’s palsy akan membuat sebagian wajah tampak terkulai atau melorot. senyum hanya bisa di satu sisi yang terkena menolak untuk menutup. Kondisi seperti ini juga sering disebut kelumpuhan wajah perifer akut yang penyebabnya belum diketahui, dan dapat terjadi ke semua usia.

Penyebab Bell’s Palsy

Hingga saat ini belum di ketahui dengan jelas apa penyebab dari salah satu penyakit saraf yang biasa di sebut bell’s palsy ini. Namun, para ahli hanya menduga kondisi ini terjadi karena saraf yang mengendalikan otot wajah tertekan atau terganggu.

Perlu di ketahui bahwa bell palsy tidak ada sangkut pautnya dengan stroke, berikut adalah beberapa penyebab terjadinya  di bagian wajah:

Faktor Resiko

Faktor resiko di temukan ada kaitannya dengan migrain, dengan kelemahan pada wajah dan anggota gerak.
rata-rata orang yang mengidap migrain mungkin beresiko lebih tinggi terkena bell’s palsy.

Selain itu, bell’s palsy akan lebih sering terjadi kepada:

Pengobatan Bell’s Palsy

Untuk mengurangi pembengkakan saraf wajah, pengidap dapat menggunakan prednisolone atau prednison (kelompok obat kortikosteroid).
Sedangkan untuk mencegah terjadinya masalah pada mata yang tidak bisa menutup, pengidap biasanya membutuhkan obat tetes mata
Hampir sekitar 70% pengidapnya dapat kembali pulih.

Sebagian besar akan kembali pulih dalam waktu dua atau tiga minggu. Namun untuk kembali pulih sepenuhnya butuh waktu sekitar 10 bulan, tergantung pada tingkat kerusakan saraf. Salah satu perawatan yang dokter rekomendasikan untuk penyakit ini yaitu melindungi mata dari kekeringan di malam hari atau saat bekerja di depan layar komputer.

Perawatan mata termasuk obat tetes mata di siang hari, salep sebelum tidur, atau menjaga kelembapan ruangan di malam hari. Perawatan ini membantu melindungi kornea mata agar tidak tergores yang sangat penting untuk pengelolaan bell palsy
Dokter mungkin juga akan meresepkan perawatan lain untuk kondisi pengidap berdasarkan tingkat keparahan gejala dan riwayat kesehatan.

Pilihan Pengobatan Lainnya:

Exit mobile version